Bidang Peningkatan Kualitas Akademik

Bidang Peningkatan Kualitas Akademik


SMAN 93

Thursday, February 10, 2011

Kecerdasan Majemuk.

Kecerdasan ialah sebuah kapasitas yang mendasar yang dimiliki setiap manusia untuk memproses informasi tertentu. Howard Gardner sejak tahun 1983 sudah mengadakan penelitian, dan memperkenalkan jenis-jenis kecerdasan intelektual dengan sebutan kecerdasan majemuk [multiple intelegences].

Hal ini dipertegas oleh Daniel Goleman[1996] dalam bukunya Emotional Intelegence. Dia mengatakan bahwa kontribusi IQ paling banyak sekitar 20% terhadap keberhasilan hidup, sehingga 80% sisanya ditentukan oleh faktor- faktor lain: sehimpunan faktor yang disebut kecerdasan emosional[EQ].

Kecerdasan Linguistik

Kecerdasan ini terindikasi dengan kemampuan anak menggunakan bahasa baik tutur maupun tulis. Seseorang yang memiliki kecerdasan verbal linguistik dapat dengan mudah mengkomunikasikan ide-ide yang ada pada dirinya.Tanda-tanda anak yang memiliki kecerdasan linguistik yang yang menonjol yaitu pandai berbicara, gemar bercerita, dengan tekun mendengarkan cerita atau membaca. Anak yang menonjol kecerdasan linguistik cenderung ekstrofer [berkarakter terbuka]. Dalam tes gaya lama kecerdasan ini mendapat tempat yang strategis sebagai tolak ukur mengetahui kecerdasan seseorang. Kecerdasan ini menuntut kemampuan anak untuk menyimpan berbagai informasi yang berarti berkaitan dengan proses berfikirnya.

Seseorang yang memiliki kecerdasan ini dapat terindikasi dalam kegiatan mampu membaca dan mengerti apa yang dibaca, mampu mendengar dengan baik dan memberikan respons dalam suatu komunikasi ferbal, mampu menirukan suara mempelajari bahasa asing dan mampu membaca karya orang lain, mampu membaca dan berbicara secara efektif, dan seterusnya.

Seseorang yang menonjol kecerdasan ini cocok dengan profesi penulis, guru bahasa, orator, penyiar dan lain-lain.

Kecerdasan Matamatis/ Logis

Kecerdasan ini berhubungan dengan kemampuan berpikir secara logis dan matematis. Anak-anak dengan kecerdasan matamatis yang tinggi memperlihatkan minat yang besar terhadap kegiatan yang berhubungan dengan hitung-hitungan. Bila mereka sering bertanya mereka menuntut penjelasan logis. Selain itu mereka juga suka mengklasifikasikan benda.

Anak yang memiliki kecerdasan ini terindikasi; mengenal dan mengerti konsep jumlah, mampu mengamati dan mengerti fungsi obyek, pandai dalam pemecahan masalah yang membutuhkan pemikiran logis.

Seseorang yang menonjol dengan kecerdasan ini cocok dengan profesi akuntan, ahli statistik, guru IPA/ fisika dan lain-lain.

Kecerdasan Musikal

Sesuai dengan namanya ,anak yang menonjol dalam kecerdasan ini biasanya mudah mengenali dan mengingat nada-nada. Ia juga mudah mentranformasikan kata-kata menjadi lagu, dan menciptakan berbagai permainan musik.

Seseorang yang memiliki kecerdasan musikal ini dapat terindikasi; menyukai banyak alat musik dan selalu tertarik untuk memainkan alat musik, mudah mengingat lirik lagu dan peka terhadap suara- suara, mudah mengerti emosi yang terkandung dalam sebuah lagu.

Seseorang yang menonjol dalam kecerdasan ini cocok untuk profesi penulis lagu, guru musik, pembuat instrumen dan lain-lain.

Kecerdasan Fisik /Bodily- Kinesthetik

Anak belajar melalu interaksi dengan satu lingkungan tertentu. Kecerdasan ini tak sepenuhnya bisa dianggap sebagai cerminan dari anak yang terlihat sangat aktif. Kecerdasan ini lebih senang berada di lingkungan dimana ia bisa memahami sesuatu lewat pengalaman nyata.

Anak-anak dengan kecerdasan ini rata-rata senang bergerak dan menyentuh. Mereka mengekplorasi dunia dengan kekuatan otot-ototnya.

Seseorang yang memiliki kecerdasan ini dapat terindikasi: kecerdasan berhubungan dengan kemampuan dalam menggunakan tubuh secara trampil untuk mengungkapkan ide, pemikiran, perasaan, dan mampu bekerja dengan baik dalam menangani obyek, memiliki kontrol pada gerakan keseimbangan, ketangkasan, dan keanggunan dalam bergerak, menyukai pengalaman belajar yang nyata dan menggunakan fisik.

Seseorang yang menonjol dalam kecerdasan ini lebih cocok dengan profesi: penari, aktor, model, penjahit, atlit profesional dan lain-lain.

Kecerdasan Spatial-Visual

Anak belajar secara visual dan mengummpulkan ide-ide. Mereka berpikir secara konsep untuk memahami sesuatu. Anak dengan kecerdasan spatial –visual, kaya dengan khayalan sehingga cenderung imajinatif dan kreatif.

Kemampuan untuk melihat sesuatu didalam kepalanya itu mampu membuat dirinya pandai memecahkan masalah atau berkreasi seperti senang mencoret-coret, melukis, membuat patung. Biasanya juga senang belajar dengan grafik, peta, diagram, atau alat bantu visual lainnya.

Seorang yang menonjol dengan kecerdasan ini cocok dengan provesi insinyur, arsitek, desainer, fotografer, guru kesenian dan sebagainya.

Kecerdasan Intrapersonal

Anak dengan kecerdasan intrapersonal yang menonjol mempunyai kepekaan perasaan dalam situasi yang tengah berlangsung, memahami diri sendiri, dan mampu mengendalikan diri dalam situasi konflik. Ia juga mengetahui apa yang dapat dilakukan dan apa yang tidak dapat dilakukan dalam lingkungan sosial.

Indikasi orang yang mempunyai kecerdasan intrapersonal diantaranya mengenal emosi diri sendiri dan orang lain, serta mampu menyalurkan pikiran dan perasaan, termotifasi dalam mengejar tujuan hidup, mampu bekerja mandiri dan mau meningkatkan diri.

Anak dengan kecerdasan intrapersonal cocok dengan preofesi ahli psikologi, ulama, perencana, pengusaha dan sebagainya.

Kecerdasan Interpersonal

Anak belajar lewat interaksi dengan orang lain. Kecerdasan ini mengutamakan kolaborasi dan kerjasama dengan orang lain. Anak yang memiliki kecerdasan ini terindikasi sebagai berikut: suka mengamati, mengenali, berinteraksi, antusias dengan lingkungan alam dan manusia, senang berkarier dibidang biologi.

Profesi yang cocok dengan kecerdasan ini: dokter hewan, ahli botani, pendaki gunung, pengurus organisasi lingkungan hidup dan sebagainya.

Kecerdasan Naturalis

Kecerdasan naturalis ini adalah kemampuan untuk bekerjasama dan menyelaraskan diri dengan alam. Kecerdasan ini sampai tahun 2001 masih termasuk dipertimbangkan oleh Profesor Gartner.[Revolusi Cara Belajar hal 123].

PENDIDIKAN DAN MULTIPLE INTELEGENCES

Pola pengajaran tradisional yang hanya menekankan pada kemampuan logika yang disampaikan dalam bentuk ceramah akan mudah membosankan siswa.Teori Multiple Intelegences menyarankan beberapa cara yang memungkinkan materi pelajaran dapat disampaikan dalam proses belajar yang lebih efektif.

Cara-cara penyampaian materi pelajaran yang dapat dilakukan oleh guru sebagai berikut:
  • kata-kata [linguistic intelegences],
  • angka atau logika [logical matematical intelegence],
  • gambar [musical intelegence],
  • pengalaman fisik [bodyly-kinestethetic intelegence],
  • pengalaman sosial [interpersonal intelegence],
  • refleksi diri [intrapersonal intelegence],
  • pengalaman di lapangan [naturalist intelegence],
  • peristiwa [existensce intelegence]

Jika kita akan mengajar siswa diharapkan membaca materi terlebih dahulu. Dan siswa diusahakan mengamati/mengadakan observasi. Pengajaran satu materi tidak perlu harus menggunakan ke delapan kecerdasan secara serentak. Pilih kecerdasan yang sesuai dengan konteks pembelajaran.

Sebenarnya  dalam melaksanakan proses pembelajaran yang menggunakan kerangka Multiple Intelegences tidaklah sesulit yang dibayangkan. Tetapi membutuhkan kreatifitas dan kepekaan guru. Artinya setiap guru harus bisa berpikir secara terbuka yaitu keluar dari paradigma pembelajaran tradisional, mau menerima perubahan, serta harus memiliki kepekaan untuk melihat setiap hal yang bisa digunakan di lingkungan sekitar dalam menunjang proses belajar.


Laboratorium hidup yang terbesar adalah dunia ini. Untuk mengembangkan proses pengajaran dapat menggunakan Multiple Intelegences, sarana dan prasarana yang dibutuhkan sebenarnya telah tersedia di lingkungan sekitar tempat kita sekarang ini. Artinya, bahwa pendidikan tidaklah harus di dalam kelas, tidak harus menggunakan peralatan yang canggih. Siswa bisa diajak keluar kelas untuk mengamati setiap fenomena yang terjadi di dunia nyata, siswa tidak hanya dijejali oleh teori semata, mereka dihadapkan pada kenyataan bahwa teori yang mereka terima memang dapat ditemui di dalam kehidupan nyata dan dapat mereka alami sendiri, sehingga mereka memiliki kesan yang mendalam.

Vernon A. Magnesen (1983), (DePorter, Bobbi; Reardon, Mark; Mourie, Sarah Singer, 2000) menjelaskan bahwa kita belajar 10% dari apa yang kita baca, 20% dari apa yang kita dengar, 30% dari apa yang kita lihat, 50% dari apa yang kita lihat dan dengar, 70% dari apa yang kita katakan, 90% dari apa yang kita katakan dan lakukan. Artinya seseorang dapat menerima informasi paling banyak pada saat dia melakukan atau mempraktikkan materi yang diterimanya.

Kadang-kadang kita berpikir bahwa untuk menerapkan berbagai metode pengajaran yang berkembang akhir-akhir ini diperlukan suatu peralatan yang canggih untuk menunjang proses belajar. Padahal yang sebenarnya tidaklah demikian.  Di dalam menerapkan Multiple intelegences, proses pengajaran dapat dilakukan melalui beberapa cara, diantaranya dengan menggunakan
  • musik untuk mengembangkan Musical Intelegence,
  • belajar kelompok untuk mengembangkan Interpersonal Intelegence,
  • aktivitas seni untuk mengembangkan Visual Spatial Inteligence,
  • role play untuk mengembangkan Bodily-Khinesthetic Intelegence,
  • menggunakan multimedia,
  • refleksi diri untuk mengembangkan Intra Personal Intelegence,
  • dan lain-lain.

Keluar dari pola kebiasaan mengajar yang lama yaitu pengajaran yang hanya menekankan pada metoda ceramah sangatlah sulit, karena manusia cenderung tidak mau keluar dari zona nyaman sebagaimana yang diungkapkan oleh DePorter, Bobbi; Reardon, Mark; Mourie, Sarah Singer, 2000 di dalam bukunya yang berjudul Quantum Teaching. Manusia cenderung akan tetap mempertahankan kebiasaannya dan tidak mau mengambil resiko, karena untuk berubah berarti mereka dihadapkan pada resiko dari perubahan itu sendiri yang seringkali `menakutkan`.

Penerapan Multiple Intelegences di dalam proses belajar mengajar tidak harus menunggu perintah dari atasan. Guru yang mencoba menerapkan Multiple Intelegences, berinisiatif untuk mencoba keluar dari zona nyaman agar pengajaran dapat dilakukan seefektif mungkin dan sesuai dengan kebutuhan siswa. Hal ini didasari oleh pemikiran bahwa guru adalah orang yang langsung terlibat di lapangan yang mengetahui secara jelas kebutuhan dan keunikan dari setiap siswa.

Kenyataan saat ini, adalah kurangnya guru-guru yang memiliki inisiatif untuk mencoba keluar dari pola pengajaran tradisional, meskipun dari pihak atasan menfasilitasi dan mengadakan pembinaan bagi setiap guru agar dapat mengembangkan diri menyampaikan materi pelajaran seefektif mungkin.

Upaya menerapkan Multiple Intelegences bukan hanya tanggung jawab guru dan kepala sekolah saja, orang tua pun perlu dilibatkan. Kita harus bersinergi dengan pihak orang tua. Orang tua pun memiliki andil dalam menentukan cara belajar anaknya. Masih banyak orang tua yang memiliki pola pikir tradisional dalam memandang kemampuan yang harus dicapai oleh anaknya. Mereka masih memandang anaknya bodoh, jika anaknya tidak pandai dalam matematika atau bahasa. Pola pikir orang tua seperti itu harus diubah.

Pihak sekolah hendaknya mengadakan seminar bagi orang tua. Seminar itu menjelaskan bahwa kecerdasan anak bukan hanya dipandang dari kemampuan matematika atau bahasa, melainkan masih banyak kemampuan lainya yang dapat dikembangkan sesuai dengan keunikan anak. Jika pandangan baru ini diberikan pada orang tua, diharapkan setiap orang tua dapat mendukung pihak sekolah untuk mengembangkan Multiple Intelegences. Salah satu bentuk peran serta orang tua dalam pengembangan Multiple Intelegences adalah dengan tidak memaksakan anak untuk hanya menguasai kemampuan matematika dan bahasa, atau ditambah lagi ipa, tetapi mereka pun dapat membimbing dan mengarahkan anaknya sesuai dengan keunikan masing-masing.

Selain mengadakan seminar, kerja sama pihak sekolah dengan orang tua dapat dilakukan dengan cara mengoptimalkan peran Wali Kelas dan guru Bimbingan Konseling dengan cara melakukan pertemuan berkala dengan pihak orang tua. Kerja sama ini dilakukan dalam upaya untuk memantau setiap perkembangan anak dan mengamati keunikan setiap anak, sehingga pendidikan bisa diberikan sesuai dengan kebutuhn dan keunikan masing-masing.


PMDK UI


PMDK UI dikenal dengan istilah PPKB (Prestasi dan Pemerataan Kesempatan Belajar). Dalam rangka pemerataan kesempatan belajar, UI mengirimkan undangan kepada siswa SMA yang berprestasi diseluruh wilayah Indonesia untuk masuk Universitas Indonesia. Acuan yang digunakan untuk menentukan SMA yang diikutsertakan pada program ini antara lain:
  1. Prestasi yang dicapai oleh lulusan SMA yang bersangkutan dalam Ujian TulisSNMPTN tahun-tahun sebelumnya.
  2. Prosentase lulusan SPMB dari SMA yang bersangkutan pada tahun sebelumnya.
  3. Prestasi mahasiswa UI yang berasal dari SMA yang bersangkutan.
  4. SMA di seluruh pelosok tanah air, terutama yang peserta didiknya tidak/belum ada atau hanya sedikit berkesempatan belajar di UI.
  5. o Jurusan IPA :
    Kelas 1 (kelas 10) sampai dengan semester 1 kelas 3 (kelas 12) termasuk dalam 5 peringkat terbaik di kelas.
    o Jurusan IPS dan Bahasa:
    (1) Kelas 1 (kelas 10) sampai dengan kelas 2 (kelas 11) termasuk dalam 10 peringkat terbaik di kelas.
    (2) Semester 1 Kelas 3 (kelas 12) termasuk dalam 5 peringkat terbaik di kelas.
Selain jalur PMDK / PPKB UI juga menyiapkan gerbang masuk Program Sarjana (S1) antara lain melalui:
  1. SIMAK-UI (Seleksi Masuk Universitas Indonesia),
  2. SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri),
  3. Kelas Internasional (KI),
  4. KSDI (Kerja Sama Daerah dan Industri).
Universitas Indonesia sebagai Perguruan Tinggi favorit di Indonesia banyak menarik minat lulusan SMA. Ketertarikan ini tentu saja bukan tanpa alasan. UI adalah salah satu pilar utama pendidikan tinggi yang menyediakan pembelajaran berkualitas dengan lulusan yang terbukti mampu memasuki kancah kompetisi global. Memasuki gerbang UI merupakan idaman banyak anak bangsa bagi lulusan SMA yang baru.
Tingkat keketatan untuk memasuki UI sangat tinggi. Dimana hanya 5% dari pendaftar yang diterima setiap tahunnya. Sebagai contoh pada tahun 2008 hanya 5.000 mahasiswa yang diterima dari 100.000 pendaftar. UI menyadari pendidikan pasca sarjana dan pada tahun 2012 diharapkan lebih dari 50% mahasiswa untuk program Master dan Doktor. UI telah meluluskan PhD terbanyak dibandingkan dengan universitas lain di Indonesia dan Asia Tenggara. Pada tahun 2012, UI menhasilkan lebih dari 500 lulusan PhD setiap tahunnya.
Keseluruhan file yang dapat menjelaskan PMDK ini bisa Anda download disini

Monday, February 7, 2011

UI Klaim, Simak UI Bukan Jalur Mandiri

JAKARTA, KOMPAS.com - Pihak Universitas Indonesia (UI) menyatakan tidak mempunyai jalur mandiri yang memungkinkan para calon mahasiswa membayar tinggi biaya kuliahnya. Seleksi Masuk Universitas Indonesia (Simak UI) dinilai bukan merupakan jalur mandiri untuk masuk PTN.

Demikian dikatakan Kepala Kantor Komunikasi UI Vishnu Juwono di Jakarta, Jumat (7/1/2011) siang, terkait kesepakatan perguruan tinggi negeri (PTN) menggelar seleksi jalur mandiri setelah pelaksanaan ujian nasional (UN) pada April 2011 mendatang. Diperkirakan jalur mandiri mulai dibuka pada awal Juli 2011.

Vishnu mengatakan, Simak UI merupakan seleksi mahasiswa/mahasiswi baru melalui jalur tes yang diselenggarakan oleh UI. Kendati demikian, model seleksinya bukan merupakan deskripsi jalur mandiri seperti yang dikemukakan di atas.

"Untuk itu kami menjalankan arahan pemerintah seperti yang dituangkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 34 tahun 2010, bahwa penyelenggaraan Simak UI setelah Ujian Nasional (UN) SMU serta SMPTN, yakni pada awal Juli 2010," papar Vishnu.

Ia juga mengatakan, biaya pendidikan maksimum yang diterapkan UI juga tidak otomatis dinilai sebagai jalur mandiri. Untuk bidang eksakta, UI menetapkan biaya maksimum Rp 7,5 juta per semester, sementara noneksakta Rp 5 juta per semester. 

"Itu hanya sebesar sepertiga dari Student Unit Cost (SUC) per semester. Selain itu mahasiswa dari keluarga yang mampu hanya dibebankan kewajiban membayar uang pangkal sekali selama masa kuliah, yakni maksimum sebesar Rp 25 juta untuk bidang eksakta dan Rp 10 juta untuk bidang noneksakta," tuturnya.

Diberitakan sebelumnya di Kompas.com, Kamis (30/1/2010) lalu, Simak UI 2011 akan dilaksanakan serentak pada 3 Juli 2011 di beberapa kota besar di Indonesia. Pendaftaran seleksi tetap dilakukan secara online melalui laman http://penerimaan.ui.ac.id. Calon mahasiswa dapat memilih minimal dua program studi dengan membayar Rp 200.000.

"Pengumuman seleksinya dilaksanakan pada 24 Juli 2010," jelas Vishnu.

2011, Tahun Terakhir PTN Seleksi Mandiri

SURABAYA, KOMPAS.com  Seleksi mandiri yang diselenggarakan perguruan tinggi negeri (PTN) diharapkan berakhir pada 2011 agar mahasiswa tidak mampu memiliki akses lebih luas untuk pendidikan tinggi.

Sebagai gantinya, pemerintah melalui Kementerian Pendidikan Nasional akan memberikan insentif kepada PTN. Menteri Pendidikan Nasional Mohammad Nuh mengatakan hal itu di Surabaya, Jawa Timur, Minggu (16/1/2011).

”Tahun 2011 masih ada ruang, tetapi pada 2012 kami ingin seleksi mandiri sudah tidak lagi agar biaya penyelenggaraan pendidikan tidak dibebankan pada mahasiswa baru,” ucapnya.

Sebagai langkah awal, PTN diharapkan membuka keran seleksi nasional setidaknya 60 persen untuk menjaring mahasiswa. Selama ini struktur anggaran keuangan PTN ditopang tiga sumber, yakni pemasukan dari mahasiswa, pemerintah, dan program kemitraan.

Agar bisa bertahan, PTN diminta bisa menggarap potensi kemitraan dan kerja sama penelitian. (SIN)

80 Persen Kursi di UI Lewat SNMPTN


JAKARTA, KOMPAS.com - Universitas Indonesia (UI) memutuskan untuk mengintegrasikan jalur masuk UI Prestasi dan Pemerataan Kesempatan Belajar (PPKB) tahun ini ke bentuk seleksi nasional masuk perguruan tingi negeri (SNMPTN) jalur undangan. UI melakukan hal tersebut terkait arahan dari Kementerian Pendidikan Nasional. 


Arahan tersebut seperti yang termaktub dalam Peraturan Mendiknas nomor 34 tahun 2010, bahwa PTN harus meningkatkan porsi penerimaan mahasiswa baru melalui jalur SNMPTN dan segala macam bentuk pengumuman penerimaan mahasiswa baru diadakan sesudah Ujian Nasional (UN).


"Maka, implikasinya, mahasiswa yang diterima melalui SNMPTN jalur undangan meningkat menjadi sekitar 60 persen, sehingga total mahasiswa baru UI yang diterima melalui jalur SNMPTN, baik melalui undangan atau ujian tertulis diperkirakan mencapai 80 persen dari total mahasiswa baru," jelas Kepala Kantor Komunikasi UI Vishnu Juwono kepadaKompas.com, Rabu (26/1/2011).


Adapun sisanya yang sekitar 20 persen, UI akan melakukan penerimaan mahasiswa baru melalui ujian tertulis Seleksi Masuk (Simak) UI. Seperti pernah diberitakan sebelumnya, pendaftaran Simak UI sendiri baru akan dibuka pada 3 - 24 Juni dan ujiannya akan dilaksanakan pada 3 Juli 2011 mendatang.


"Simak ini diselenggarkan untuk memberikan peluang satu kali lagi bagi para calon mahasiswa yang ingin diterima di UI," papar Vishnu


http://edukasi.kompas.com/read/2011/01/26/13563878/80.Persen.Kursi.di.UI.Lewat.SNMPTN