Bidang Peningkatan Kualitas Akademik

Bidang Peningkatan Kualitas Akademik


SMAN 93

Tuesday, May 31, 2011

Gisheila Nainggolan, Siswi dengan Nilai Matematika UN Sempurna

Gisheila Nainggolan, Siswi dengan Nilai Matematika UN Sempurna 
Gisheila Ruth Anggitha Nainggolan


Jakarta - Satu langkah lagi hampir dicapai Gisheila Ruth Anggitha Nainggolan (16) untuk menjadi dokter anak. Tekun belajar dan fokus pada mata pelajaran yang akan diuji di Ujian Nasional (UN) berbuah manis. Lulusan SMAN 81 Jakarta ini lolos tanpa tes masuk Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI).

Anak perempuan kedua dari tiga bersaudara ini mengaku terkejut ketika Pemerintah DKI Jakarta dan pihak sekolahnya mengumumkan dirinya mendapat nilai IPA UN tertinggi se-DKI Jakarta. Nilai rata-rata yang didapatnya dari ujian tersebut adalah 57,5 dari 6 pelajaran yang diuji.

Melihat nilai yang didapat, bukan main tingginya. Mata pelajaran eksak mendapat nilai rata-rata di atas 90, hanya pelajaran Bahasa Indonesia yang terendah.

Anak perempuan yang gemar membaca novel dan roman ini memiliki nilai tertinggi dalam pelajaran Matematika, 100. Disusul Biologi, Fisika, dan Kimia dengan nilai 97,5 dan Bahasa Inggris 94. Kemudian Bahasa Indonesia mendapat poin 86.

"Dari semua pelajaran cuma Bahasa Indonesia yang deg-degan pas ngerjain soalnya. Kalau yang lain masih bisa tenang," ujar siswi yang mendapatkan kesempatan belajar di kelas Akselerasi SMAN 81 Jakarta, saat ditemui wartawan di halaman sekolah, Jl Kartika Eka Paksi, Makassar, Jakarta Timur, Kamis (26/5).

Gadis berperawakan kurus tinggi ini menuturkan alasannya bisa mencapai nilai tertinggi eksak. Baginya pelajaran eksak lebih dianggap mudah daripada pelajaran sosial pada umumnya. Dia menuturkan, pelajaran sosial terlalu banyak yang harus dihafal. Sementara eksak lebih kepada penajaman dan pelatihan dalam menyelesaikan soal.

"Dari semua pelajaran eksak saya lebih suka Kimia, seru aja kalau Kimia," kata Gisheila yang beberapa kali mendapat rangking 3 besar selama bersekolah.

Bukan hanya dia yang terkejut ketika diumumkan mendapat nilai tertinggi IPA dalam UN. Keluarga dan sekolah juga terkejut sekaligus bangga Gisheila mendapatkan prestasi tersebut.

Prestasi tersebut bukan didapat secara simsalabim. Saat bersekolah, dia lebih memilih membaca dan menyelesaikan soal-soal latihan pelajaran. Ketika UN mulai mendekati hari, Gisheila justru tidak menyibukkan dirinya dengan belajar.

"Deket-deket ujian saya cuma mengulang apa yang pernah dipelajari, nggak terus dipaksakan belajar. Karena kalau sudah capek malah pelajaran enggak akan masuk," ujarnya.

Bukan hanya itu. Kunci kesuksesan, menurutnya, adalah ketekunan dan sungguh-sungguh untuk meraih apa yang dicita-citakan. Sikap itu didapatnya ketika gagal masuk ke SMAN Lapan, Bukit Duri, Jakarta Pusat.

Dia tidak patah arang dengan kegagalan yang diterimanya tersebut. Di bangku sekolah SMA yang pernah ia tempati, dia fokus berupaya untuk dapat melenggang ke kampus UI Fakultas Kedokteran.

"Di mana pun kita ditempatkan asal kita serius pasti tercapai," tuturnya seraya melepas kacamata yang dipakainya.

Kini Gisheila dapat bernapas lega. Cita-citanya duduk di Kedokteran UI dapat tercapai berkat usaha yang dilakukannya. Selamat!


(ahy/lrn)
http://www.detiknews.com/read/2011/05/26/133348/1647601/608/gisheila-nainggolan-siswi-dengan-nilai-matematika-un-sempurna?nd991107608

Friday, May 20, 2011

Beasiswa S1 Kedokteran Universitas Indonesia

FKUI adalah salah satu lembaga pendidikan kedokteran terkemuka yang menjadi acuan nasional dan hingga saat ini masih menjadi pilihan bagi calon mahasiswa dari seluruh Indonesia. Dengan dibukanya berbagai jalur masuk ke UI, (antara lain, melalui SNMPTN Ujian Tulis dan Jalur Undangan), maka mahasiswa yang menjalani pendidikan Sarjana S1 Reguler di FKUI – pun berasal dari berbagai wilayah di Indonesia dengan latar belakang sosial ekonomi yang beragam. Sejalan dengan itu, timbul permasalahan dalam Biaya Pendidikan di FKUI dan biaya hidup di Jakarta yang menjadi kendala dan hambatan bagi para calon mahasiswa, sehingga calon mahasiwa berkecil hati dan pesimis, merasa tidak mampu menjalani pendidikan di FKUI.
Mengecap pendidikan, termasuk pendidikan tinggi adalah hak setiap warga negara Indonesia. Oleh sebab itu, disusunlah suatu program yang bernama Beasiswa Paripurna untuk Bangsa (BPuB), untuk memperluas akses mahasiswa berpotensi secara akademik, namun berasal dari keluarga kurang mampu secara ekonomi. Program ini tidak hanya membantu Biaya Pendidikan, tetapi juga biaya hidup dan bantuan fasilitas penunjang akademik. Dengan diadakannya program ini diharapkan dapat dihasilkan lulusan yang berkualitas, yaitu dokter-dokter yang cakap, mempunyai kepedulian sosial yang tinggi, menjunjung tinggi nama almamater, dan berbakti untuk nusa dan bangsa.
1. (SELEKSI tahap I)
Hal-hal yang harus disiapkan oleh calon penerima beasiswa antara lain:
a. Sudah diterima sebagai mahasiswa S1 Reguler FKUI 2011
b. Surat pengajuan permohonan Beasiswa Paripurna Untuk Bangsa yang ditujukan kepada Dekan FKUI*
c. Portofolio kegiatan ekstrakurikuler selama di SMA
d. Fotokopi laporan akademik (raport) SMA
e. Esai bertemakan “Bila Saya mendapat Beasiswa Paripurna untuk Bangsa”. 1500 – 2000 kata*
*ditulis tangan , dalam folio bergaris
Berkas dikirimkan melalui email ke hpeq.fkui@gmail.com dan pos yang ditujukan kepada:
Panitia Seleksi BPuB
Bagian Kemahasiswaan
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Jln. Salemba Raya No. 6
Jakarta 10430
Tenggat waktu pengiriman email dan berkas adalah 3 (tiga) minggu cap pos setelah pengumuman penerimaan mahasiswa UI (SNMPTN Undangan: 1 Juni 2011; SNMPTN Ujian Tulis: 14 Juli 2011).
2. Kriteria penerima beasiswa antara lain:
a. Dari hasil seleksi tahap I, tim evaluasi akan memilih mahasiswa yang ulet, jujur, dan memiliki riwayat pendidikan yang baik dan dianggap membutuhkan beasiswa ini untuk mengikuti seleksi selanjutnya yaitu psikotes dan wawancara oleh tim seleksi.
b. Mengajukan Penyesuaian Biaya Pendidikan melalui proses BOP-Berkeadilan dan Beasiswa Uang Pangkal
c. Setelah dinyatakan LULUS ujian psikotes dan wawancara dan berhak menerima beasiswa, mahasiwa HARUS menandatangani PERJANJIAN BERSEDIA TIDAK MENIKAH selama menerima beasiswa dan bersedia menjalani segala konsekuensinya
3. Penerima beasiswa harus memenuhi kewajibannya, yaitu
a) Mempertahankan prestasi akademik dengan IPK minimal 2,75.
b) Harus ikut aktif minimal satu kegiatan ekstrakurikuler
c) Senantiasa berkomunikasi dengan pembimbing akademik (PA), minimal satu bulan sekali.
d) Membuat catatan dan bukti penggunaan dana beasiswa yang dilaporkan kepada PA secara periodik satu bulan sekali, sebelum tanggal 10.
e) Selalu bersikap sopan dan menjunjung tinggi etika, tidak melanggar tata tertib kehidupan kampus, dan tidak terlibat dalam tindak pidana apapun.
f) Menyimpan dana beasiswa dalam rekening tabungan.
g) Mau bekerja dan berniat untuk membangun daerah yg membutuhkan
h) Bukan perokok aktif
4. Penerima beasiswa berhak:
a) Menerima dana beasiswa sesuai jadwal disbursement. Disbursement dana:
1. Living cost Rp. 9.000.000,- per semester dibayarkan kepada mahasiswa setiap tanggal 10 pada awal semester melalui Koordinator Kemahasiswaan dan Alumni FKUI ( setelah menyelesaikan pertanggungjawaban pengeluarannya sebelum tgl 10 awal semester tersebut)
2. Uang buku Rp. 6.000.000,- per tahun dibayarkan kepada mahasiswa setiap tanggal 1 pada awal tahun akademik melalui Koordinator Kemahasiswaan dan Alumni FKUI (mahasiswa wajib menyerahkan bukti penggunaan pembelian bukunya)
3. Dana survey daerah Rp. 5.000.000,- per kunjungan per tahun (untuk tahun 2, 3 dan 4) dibayarkan pada tanggal 1 di awal semester genap setelah mahasiswa menyerahkan rincian tertulis rencana survey.
b) Didampingi dan dipantau oleh PA
c) Mendapatkan “Kakak Angkat”, yaitu mahasiswa senior yang dapat membantu mengatasi kesulitan akademik maupun nonakademik.
d) Sisa uang beasiswa menjadi milik mahasiswa penerima
e) Mendapatkan konseling apabila membutuhkan.
f) Atas dugaan penerima beasiswa tidak dapat memenuhi kewajibannya, berhak memberi penjelasan untuk mendapat pertimbangan.
Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi:
Bagian Kemahasiswaan FK UI a.n. Ibu Emi 08129646237 / (021) 31930373
--==ooOOOoo==--

PENDIDIKAN KARAKTER (character building) itu semakin lama semakin bergeser ke INSTITUSI yaitu ketika usia anak semakin besar

Pendidikan Karakter di Perguruan TinggiPDFPrint
Friday, 20 May 2011
Setiap tanggal 20 Mei kita memperingati Hari Kebangkitan Nasional. Sudah sewajarnya jika setiap peringatan hari penting kita perlu merenung dan berpikir untuk mengambil hikmahnya.


Tanggal 20 Mei 1908 adalah hari berdirinya Budi Oetomo sebagai awal organisasi “modern” yang kemudian mewujudkan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Berkaitan dengan Hari Kebangkitan Nasional tahun ini ada hal penting yang perlu kita tekankan yaitu tema Hari Pendidikan Nasional yang juga kita peringati dalam bulan ini,tepatnya tanggal 2 Mei lalu. Tema peringatan Hari Pendidikan Nasional 2011 ialah “Pendidikan karakter sebagai pilar kebangkitan bangsa” dengan subtema “raih prestasi junjung budi pekerti”. Kedua peringatan hari nasional ini berkaitan erat satu sama lain, karena pendidikan adalah proses pembudayaan dan kebangkitan merupakan awal proses,sehingga keduanya memandu proses pembentukan karakter atau jati diri bangsa Indonesia.

Pendidikan karakter kita pahami berjalan mulai anak usia dini (bahkan mungkin sejak bayi di dalam kandungan?) hingga ke perguruan tinggi. Karenaitu,pendidikankarakter tidak hanya menjadi tanggung jawabpendidikanpersekolahan dari jenjang PAUD hingga perguruan tinggi, tapi juga tanggung jawab orangtua,keluarga, dan masyarakat. Di dalam ruang lingkup lokal, orangtua dan keluarga memiliki peran kuat pada usia awal dan semakin berkurang seiring dengan bertambahnya usia anak.

Sebaliknya, pengaruh pendidikan sekolah dan masyarakat semakin menguat bersamaan dengan bertambahnya usia anak. Khusus untuk pendidikan tinggi, desain pendidikan tinggi yang terkait dengan pendidikan karakter sangat penting. Pendidikan karakter wajib ada di dalam kerangka dasar semua unsur pendidikan di perguruan tinggi. Mengapa demikian? Pendidikan karakter adalah landasan bagi budaya akademik, karena ilmu pada prinsipnya dapat kita pandang dalam perspektif moral dan sosial, sehingga akan terkait langsung dengan perspektif kehidupan berbangsa dan bernegara.

Penjabaran lebih luas,pemahaman dan implementasi dari empat pilar yang mencakup nilai-nilai luhur Pancasila, UUD 45, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Bhineka Tunggal Ika. Kesemuanya itu, jika diamalkan, wujudnya adalah perilaku yang baik dengan karakter moral bangsa Indonesia. Secara umum nilai-nilai luhur keempat pilar wajib melandasi proses pendidikan menuju perilaku berkarakter. Implementasinya dengan cara olah pikir, olah hati, olah rasa/karsa, dan olahraga.

Pendidikan Tinggi

Kerangka umum dalam masyarakat akademik perguruan tinggi terdiri atas dua unsur utama, yaitu dosen dan mahasiswa.Mereka ada dalam lingkungan akademik yang didukung para tenaga kependidikan, infrastruktur pendukung, dan program-program. Kedua unsur tersebut harus memiliki orientasi ke arah perkembangan budaya akademik. Secara praktis mereka akan diikat dalam etika akademik yang tumbuh dari nilai-nilai luhur dan berujung pada terbentuknya budaya akademik.

Meski demikian,patut dipahami latar belakang keseluruhan unsur yang ada dan lebih dicermati lagi dinamika eksternal kampus. Di dalam pelaksanaannya, inti kegiatan di perguruan tinggi ialah Tridharma Perguruan Tinggi, sehingga semua kegiatan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat dilaksanakan dengan berkarakter. Jika terjadi, akan ada dalam pembiasaan kehidupan keseharian di kampus yang menjadi budaya kampus. Bentuk nyatanya tampak dengan kegiatan kemahasiswaan dalam berbagai bidang seperti pramuka, olahraga, karya tulis,kesenian,dll. Dengan demikian, terwujudlah kegiatan keseharian yang berkarakter di kampus dan lingkungan sekitarnya.

Cara ini akan mewujudkan budaya akademik yang merupakan pengejawantahan dari nilai-nilai luhur total dalam budaya akademik. Norma kegiatan akademik yang dirujuk di Indonesia bersubyek kepada mahasiswa yang melakukan proses pembelajaran. Wujudnya ialah kegiatan kurikuler,ko-kurikuler (kegiatan kemahasiswaan yang berbasis kepada bidang profesi yang dipelajari),dan ekstrakurikuler (kegiatan kemahasiswaan yang tidak terkait langsung dengan profesi yang dipelajarinya). Proses pembelajaran ini merupakan kegiatan akademik yang berlandaskan budaya akademik menuju nilai utama dan etika akademik. Beban-beban kegiatan akademik tersebut seutuhnya harus proporsional, produktif, dan positif.

Meskipun demikian, latar belakang berbagai kampus pasti berbeda dan dinamika luar kampus juga bervariasi, sehingga tindakan kritis yang bijak perlu dipertimbangkan secara menerus. Sehubungan dengan itu, pada prinsipnya mahasiswa harus diperhatikan dan “diurus”, karena kalau tidak diurus akan “diurus”oleh pihak lain yang bisa saja tidak sejalan dengan nilai-nilai luhur kita,bahkan bertentangan. Jika kegiatan tersebut berjalan dengan baik,hasilnya ialah tegaknya disiplin moral individu.

Contoh yang mudah dicerna misalnya tindakan untuk tidak melakukan tindakan menyontek atau plagiat. Sehubungan dengan hal itu, para rektor perguruan tinggi negeripada4Mei2011telahbersepakat mendeklarasikan (1) pengawalan terhadap empat pilar negara dan (2) anti terhadap penyontekan dan plagiat. Sebagaipenutup,pendidikan adalah“soft power”jika dilandasi karakter nilai-nilai luhur.

Hasilnya pasti insan dan masyarakat berkarakter yang selalu berpikir positif sehingga selalu produktif dan bermartabat. Selamat memperingati Hari Kebangkitan Nasional, selamat bekerja dan berkarya.●

DJOKO SANTOSO 
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas) 

Wednesday, May 18, 2011

Beasiswa S1 FULL, Trisakti School of Management, Indonesia

PENGUMUMAN
No.001/Peng/YBT/TSM/V/2011
Tentang
PENDAFTARAN MAHASISWA BEASISWA PENUH
TRISAKTI SCHOOL OF MANAGEMENT (TSM)
TAHUN 2011

Diumumkan kepada seluruh lulusan SMA, SMK, atau sederajat dapat mengikuti seleksi penerimaan calon mahasiswa program beasiswa penuh dari TSM. Seleksi penerimaan dilakukan dengan mengisi Form Pendaftaran (download disini) serta memenuhi persyaratan tersebut dibawah ini

Syarat-syarat beasiswa tersebut adalah sebagai berikut :

Nilai rata-rata rapor semester I- VI* secara akumulasi = 7.50 & telah dilegalisir oleh Kepala Sekolah
Melampirkan fotocopy Kartu Keluarga dan KTP
Melampirkan surat pernyataan di atas meterai tidak sedang menerima beasiswa dari sumber lain
Lulusan SMA, SMK, atau sederajat tahun 2011 dan Umur tidak melebihi 19 (sembilan belas) tahun pada saat mengajukan beasiswa per tanggal 30 Juni 2011.
Setelah melengkapi persyaratan pendaftaran di atas, maka siswa-siswi wajib mengikuti tahapan-tahapan seleksi yang diselenggarakan oleh tim beasiswa TSM sesuai dengan jadwal sebagai berikut :

Batas penerimaan berkas 1 Juni 2011
Pengumuman daftar peserta test tertulis 2 Juni 2011
Test tertulis (Matematika & Pengetahuan Umum) 3 Juni 2011
Pengumuman hasil test tertulis 4 Juni 2011
Test Kemampuan Bahasa Inggris dan Wawancara I 6 Juni 2011
Pengumuman hasil Test Bahasa Inggris dan wawancara I 7 Juni 2011
Psikotes 8 Juni 2011
Test Kesehatan 8-9 Juni 2011
Pengumuman Hasil Psikotes, Test Kesehatan dan pengambilan berkas Beasiswa Penuh 28 Juni 2011
Siswa-siswi yang dinyatakan diterima :

Akan diberikan beasiswa sebesar biaya pendidikan yang diperlukan selama menempuh kuliah di TSM, maksimum 4 (empat) tahun
Memberikan Surat Keterangan Kelakukan Baik dari Kepolisian setempat
Memberikan Surat Keterangan Bebas Narkoba dari Instansi Kesehatan yang berwenang
Bagi siswa-siswi SMA, SMK, atau sederajat yang berminat dapat mengirimkan surat permohonan beasiswa dengan melampirkan persyaratan pendaftaran di atas (no. 1 sd. 4) dan mencantumkan (kode Beasiswa YBT 2011) di sebelah kiri atas amplop ke:

Tim Beasiswa TSM
Jl. Kyai Tapa no. 20, Grogol
Jakarta Barat 11440
Up. Bpk. Satriyo Wibowo, SE., MM

Berkas diterima Tim Beasiswa TSM paling lambat tanggal 1 Juni 2011, pukul 14.00 WIB
* Rapor semester VI diserahkan paling lambat 1 Juni 2011

http://www.scholarshipsgrantsloan.com/beasiswa-s1-full-trisakti-school-of-management-indonesia/

hasil SNMPTN 2011 lewat jalur UNDANGAN diumumkan malam Ini

Jakarta - Hasil proses Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) melalui jalur undangan atau seleksi berdasarkan prestasi akademik tinggi di SLTA mulai diumumkan malam ini. Jumlah peserta yang dinyatakan lolos jalur undangan yakni sebanyak 46.706 orang.

"Jumlah peserta yang diterima melalui jalur undangan yakni 46.706 orang. Itu sekitar 20,04 % dari total pendaftar, sedangkan jumlah pendaftar semua adalah 232.948 orang," ujar Ketua Umum Panitia Pelaksana SNMPTN 2011, Herry Suhardiyanto dalam konferensi pers di Gedung Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Kemendiknas, Senayan, Jakarta, Selasa (17/5/2011) malam.

Hasil proses seleksi bisa dilihat secara online mulai malam ini di situs http://undangan.snmptn.ac.id. Kemudian juga bisa dilihat melalui sejumlah media cetak edisi 18 Mei 2011.

"Mulai sekarang bisa diakses," tutur Herry.

Perlu diketahui bahwa SNMPTN tahun 2011 dilakukan melalui 2 jalur, yakni jalur undangan dan jalur ujian tertulis. Jalur undangan yang baru tahun ini diselenggarakan, merupakan proses seleksi mahasiswa baru melalui prestasi akademik selama di Sekolah Lanjutan Tingkat Atas. 

Jadi hanya siswa yang berprestasi baik yang berhak mengikuti SNMPTN jalur undangan. Selain itu, siswa tersebut juga direkomendasikan oleh Kepala Sekolah masing-masing untuk mengikuti jalur undangan.

Menurut data panitia SNMPTN 2011, jumlah total peserta SNMPTN jalur undangan yang mendaftar adalah 232.948 orang dari total 8.227 sekolah di seluruh Indonesia. Pendaftaran telah dilakukan secara online pada 1 Februari sampai 15 Maret 2011, kemudian dilanjutkan dengan dua tahapan seleksi oleh 58 Perguruan Tinggi Negeri (PTN) pada 21 Maret-14 Mei 2011.

Khusus untuk jalur undangan, pihak panitia SNMPTN memprediksikan daya tampung sebesar 57.267 orang yang diterima. Namun pada prakteknya hanya 46.706 orang yang diterima. Dengan demikian, ada sisa 10.561 kursi yang akan ditambahkan pada jalur ujian tulis mendatang.

Dari total 46.706 orang yang lolos jalur undangan, yang paling banyak dipilih adalah Universitas Brawijaya sebanyak 4370 orang, Universitas Negeri Semarang sebanyak 3495 orang, Institut Pertanian Bogor sebanyak 2514 orang, Universitas Indonesia sebanyak 2327 orang, dan Institut Teknologi Bandung sebanyak 1979 orang.

Jika jumlah 46.706 orang hanya sebesar 20 % dari total pendaftar, maka untuk jalur ujian tertulis mendatang masih tersedia kursi sekitar 106 ribu. Proses seleksi SNMPTN 2011 melalui ujian tertulis akan digelar pada 31 Mei-1 Juni mendatang.

(nvc/anw)

Tuesday, May 17, 2011

Obama Tegaskan Peta Pasar Sumber Daya Manusi Masa Depan

Obama Tegaskan Peta Pasar SDM Masa Depan
Lulusan AS Harus Bersaing Lawan Beijing dan Mumbai


WASHINGTON DC, LIcom: Presiden AS Barack Obama ingin anak-anak muda Amerika mempersiapkan persaingan yang ketat dalam suatu dunia baru lawan anak-anak di India dan Cina dengan pendidikan yang lebih baik. ''Saya berdiri di sini sebagai presiden karena pendidikan yang saya terima'' ujar presiden kulit hitam pertama di AS itu, Selasa (17/5/2011).

''Kita hidup di dunia baru,'' katanya kepada lulusan baru sebuah sekolah tinggi di Memphis, Tennessee. Ia memperingatkan para lulusan itu bahwa ketika mereka meninggalkan perguruan tinggi dalam empat tahun, mereka akan bersaing untuk pekerjaan tidak hanya melawan sesama orang Amerika, tapi dengan pemuda di Beijing dan Mumbai .

''Anda bersaing melawan orang-orang muda di Beijing dan Mumbai, itu sebuah persaingan ketat,'' katanya. Mereka, lanjut Obama, merupakan anak muda yang selalu lapar akan pengetahuan dan teknologi dan juga akan berjuang keras untuk meraih cita-citanya. 

''Anda harus siap menghadapi persaingan dengan cara seperti itu,'' tegas dia. 

Pendidikan tidak hanya penting untuk mendapatkan pekerjaan yang baik, kata Obama, tapi juga memberikan keterampilan penting lainnya, termasuk berpikir kritis, disiplin, dan menjadi orang yang lebih baik.

Obama mengingat masa kecilnya yang hanya dibesarkan oleh ibu kandungnya. Ia bersama adiknya harus mengikuti ibunya. Dan ia berusaha semaksimal mungkin untuk meraih pendidikan yang tinggi.thdec/hub/LI-08 


http://lensaindonesia.com/view.php?ID=28379

Sunday, May 15, 2011

Nilai UN 23 Siswa SMK dan 3 SMA di Surabaya Nol

comment:
Mudah-mudahan bukan karena salah entry data dari sekolah, sebab kasihan siswanya kalau sampai terjadi.

Padahal Surabaya adalah termasuk provinsi yg paling awal mengirimkan data raport siswa ke pusat. Jangan sampai gara-gara terburu-buru siswa jadi korban.
--

Surabaya - Dari sekitar 33 ribu siswa SMA dan SMK di Surabaya yang mengikuti Ujian Nasional (UN), tak semuanya nilainya masuk ke dinas pendidikan. Ada sekitar 26 siswa yang nilainya tidak dimasukkan data alias 0 (nol).

Bahkan ada 23 siswa SMKN 5 Surabaya, yang nilanya nol dan ada 3 siswa sma diantaranya sma swasta yang juga nilainya nol.

"Dari sidak yang kami lakukan, sementara ini ada 23 siswa SMK dan 3 siswa SMA yang nilainya nol," kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya, Sahudi kepada detiksurabaya.com, di sela-sela verifikasi data siswa di SMAN 1 Surabaya, Minggu (15/5/2011).

Alur entry data penilaian untuk siswa sma maupun smk, pihak sekolah memasukkan data penilain siswa tersebut disekolahannya dikirimkan ke Dinas Pendidikan Kota Surabaya dan dikirimkan ke Dinas Pendidikan Jawa Timur. Kemudian dikembalikan lagi ke Dinas Pendidikan Surabaya. Namun, saat disidak, ada siswa yang nilainya nol.

"Meskipun ada pengumuman resmi dari Jatim, kita perlu ada verifikasi, karena data yang masuk ada yang nggak masuk atau nol," tuturnya.

Ada beberapa penyebab yang siswanya nilainya nol yakni, diduga nilai UN tidak masuk bukan karena tak dimasukkan tapi tidak masuk di data entry. Atau nilai susulan nggak masuk nilainya.

"Makanya kita telusuri penyebabnya. Harapkan kita minggu depan sudah clear," jelasnya.

Sahudi menyarankan kepada para siswa untuk menanyakan langsung ke Dinas Pendidikan Jawa Timur tentang adanya nilai nol.

Namun, Kepala Dinas Pendidikan Jatim Harun saat dikonfirmasi melalui telepon, terdengar nada sambung tapi tidak diterima.


http://surabaya.detik.com/read/2011/05/15/150227/1640189/466/nilai-un-23-siswa-smk-dan-3-sma-di-surabaya-nol?y991101465

SMAN 93 lulus 100 persen dan continous improvement

Bersyukur kepada Tuhan YME ... karena kelas XII SMAN 93 lulus 100 persen ... tentunya komite sekolah berterimakasih kepada guru-guru yg telah berjerih payah melaksanakan berbagai macam program sehingga bisa dicapai pencapaiaan sesuai target yg telah ditetapkan.

Semoga pada program berikutnya bisa dilakukan program pendidikan yg lebih baik lagi. Go for Excellent dan hari ini lebih baik daripada hari kemarin ... itulah yg disebut dengan continous improvement,

Disamping itu ada juga pencapaian lain dimana ada 6 siswa diterima melalui jalur PMDK di IPB ... Komite Sekolah mengucapkan selamat, semoga bisa lebih sukses lagi ketika menjadi mahasiswa.

Thursday, May 12, 2011

Pengumuman hasil UN Senin 16 Mei 2011

pengumuman hasil UN sendiri akan dilakukan secara serentak pada 16 Mei 2011 mendatang.

Pendidikan di Indonesia Miskin Proses

TEMPO InteraktifJakarta - Pengamat pendidikan dan Guru Besar Universitas Negeri Jakarta, Prof. Arief Rachman, menilai pendidikan di Indonesia masih miskin proses. Kalangan pendidik dan pengajar selama ini hanya memusatkan perhatian pada orientasi hasil, bukan proses pembelajaran. "Ini kritik besar terhadap dunia pendidikan kita. Harus ada rekonstruksi terhadap proses pembelajaran," kata Arief Rachman, Kamis, 12 Mei 2011.


Arief menilai, sikap guru kurang mendukung pembentukan sikap pada siswa, sehingga yang terjadi hanya transfer ilmu dan pengetahuan, bukan transformasi sikap kepada pelajar. Untuk pelajaran Pancasila, misalnya, siswa hanya mengetahui isi pelajaran Pancasila tanpa mengetahui cara bersikap dari nilai-nilai Pancasila. "Orang tahu dan mengerti bukan berarti dia bisa bersikap," kata Arief.


Orang tua juga tak luput dari tanggung jawab karena harus menanamkan sikap kepada putra-putri mereka. Misalnya, bagaimana bersikap sesuai dengan agama Islam, bahwa di dalam Islam tidak disebutkan bagaimana membentuk negara Islam, tapi bagaimana memperkokoh kehidupan masyarakat Islam.


Arief menilai selama ini fenomena yang muncul dalam dunia pendidikan nasional adalah perhatian pada kekuatan kognitif siswa semata, bukan penekanan pada sisi afektif mereka. Ibaratnya, pengetahuan sudah dikemas dengan baik, sedangkan sikap sebagai akibat dari pengetahuan justru tidak dikuasai siswa.


"Selama ini hanya fokus pada hal-hal yang dapat diukur dan diamati, misalnya nilai," kata Arief. "Padahal, hal-hal yang tidak terukur dan teramati justru lebih penting."


Arief juga mengamati munculnya gaya hidup yang berbahaya dalam kehidupan berbangsa, yakni segala aktivitas masyarakat hanya terpaku pada hasil, bukan proses. Apalagi ditambah dengan budaya hidup serba instan. "Orang yang materialistis cenderung tidak sabar karena spiritualitasnya lemah," kata Arief.




Tak hanya proses pembelajaran untuk pembentukan sikap, Arief juga menilai kekeliruan pendidikan nasional terletak pada sistem evaluasi. Selama ini yang dievaluasi hanya nilai, sedangkan sikap pelajar sering diabaikan guru. "Yang penting bukan mata pelajarannya, tapi proses dan evaluasinya."

MAHARDIKA SATRIA HADI
http://www.tempointeraktif.com/hg/pendidikan/2011/05/12/brk,20110512-334071,id.html?utm_source=twitterfeed&utm_medium=twitter

Tuesday, May 10, 2011

Hardiknas dan Gaung Pendidikan Karakter (2 Mei 2011)

JAKARTA, KOMPAS.com — Pendidikan karakter menjadi tema peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) tahun ini. Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Mohammad Nuh mengatakan, pendidikan karakter tidak hanya untuk membangun karakter pribadi berbasis kemuliaan semata, tetapi secara bersamaan juga bertujuan membangun karakter kemuliaan sebagai bangsa, yang bertumpu pada kecintaan dan kebanggaan terhadap bangsa dan negara.

Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas) memberi tema "Pendidikan Karakter sebagai Pilar Kebangkitan Bangsa (Raih Prestasi Junjung Tinggi Budi Pekerti)" pada peringatan Hardiknas tahun ini. Dengan tema tersebut, peringatan yang akan digelar pada Senin (2/5/2011) itu diharapkan tidak hanya sebagai kegiatan seremonial seperti biasanya, tetapi harus diwujudkan dalam kegiatan nyata.

"Hardiknas adalah upaya kita mengampanyekan pentingnya pendidikan bermutu bagi kejayaan bangsa. Mudah-mudahan, segala upaya dunia pendidikan menjadi bagian dari masyarakat luas," kata Sekretaris Jenderal Kemdiknas Dodi Nandika, Jumat (29/4/2011) di Jakarta.

Selain itu, peringatan Hardiknas tahun ini juga bertujuan untuk menggugah komitmen seluruh pemangku kepentingan pendidikan untuk mencanangkan pendidikan karakter. Kemdiknas mencanangkan pendidikan karakter melalui gerakan pendidikan anak usia dini (PAUD) sebagai persiapan menyambut 100 tahun kemerdekaan Indonesia serta mengomunikasikan kebijakan dari hasil pembangunan pendidikan nasional.

Adapun secara seremonial upacara peringatan Hardiknas akan digelar di kantor Kemdiknas, Senin (2/5/2011). Acara puncak peringatan tersebut akan dilaksanakan pada 20 Mei mendatang di JICC Expo, Kemayoran, dan rencananya akan dihadiri oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.



Thursday, May 5, 2011

DUNIA PENDIDIKAN DI ERA GLOBAL

7 agustus 2008
oleh Rohadi Wicaksono

Dominasi era global telah membuat para penyelenggara pendidikan terjebak dalam perasaan ketidak-pastian dengan sistem pendidikan saat ini.

Hal ini disebabkan oleh tingkat kemajuan-kemajuan yang dicapai ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya teknologi informasi, melampaui kesiapan lembaga-lembaga pendidikan dalam mendesign kurikulum, metode dan sarana yang dimiliki guna menghasilkan lulusan-lulusannya memasuki sebuah era yang ditandai dengan tingkat kompetisi dan perubahan yang begitu masif dan cepat.

Saat ini, persoalan yang dihadapi oleh lembaga pendidikan bukan lagi sekadar relevansi antara content yang diberikan kepada peserta didik dengan kebutuhan dunia kerja supaya lulusannya siap memasuki dunia kerja, tetapi dunia pendidikan juga dituntut untuk selalu mencermati relevansi dimensi paedagogies-didaktif
antara lain :
  • tehnik pengajaran,
  • kurikulum,
  • metode,
  • tempat pembelajaran
  • dsb
dengan trend budaya global.

Profesor Mastuhu dalam Menata Ulang Pemikiran Sitem Pendidikan Nasional dalam Abad 21 mengemukakan : “Globalisasi sering diterjemahkan “mendunia” atau “mensejagat”.

Sesuatu entitas, betapapun kecilnya, disampaikan oleh siapapun, dimanapun dan kapanpun, dengan cepat menyebar ke seluruh pelosok dunia, baik berupa ide, gagasan, data, informasi, produksi, temuan obat-obatan, pembangunan, pembangunan, pemberontakan, sabotase, dan sebagainya; begitu disampaikan, saat itu pula diketahui oleh semua orang di seluruh dunia.

Hal ini biasanya banyak terjadi di lingkungan politik, bisnis, atau perdagangan, dan berpeluang mampu mengubah kebiasaan, tradisi, dan bahkan budaya. Misalnya, Mc Donald’s, Berger King, Domino’s Pizza, Kentucky Fried Chicken, Jean’s, tas tangan merk Gucci dari Itali dan lain sebagainya.

Barang-barang ini telah mampu mengubah kebiasaan, dari sejak : makan, pakaian, dan gaya hidup seseorang atau kelompok dari “tradisi lokal” ke “tradisi global”.

Yang perlu dicermati adalah globalisasi membawa akibat terjadinya perubahan yang terus menerus dan semakin cepat. Fenomena perubahan yang kian berakselerasi memberi imperatif berbagai lembaga pendidikan yang ada untuk terus melakukan self reform jika ingin tetap mempertahankan eksistensinya di jaman yang berlari seperti sekarang.

Namun, juga perlu diperhatikan bahwa jika reformasi dilakukan secara serampangan, sekadar reaktif dan tidak visioner, justru akan menyebabkan terjadinya degradasi kemanusiaan di masa mendatang.

Misalkan, sekitar tahun 80-an, dunia pendidikan kita dikritik habis-habisan oleh masyarakat, khususnya dari kalangan dunia kerja. Lulusan sekolah, baik sekolah menengah maupun perguruan tinggi, dikeluhkan tidak memiliki kapasitas dan ketrampilan yang memadai seperti dibutuhkan oleh dunia kerja. Mereka hanya pandai berteori, tetapi tidak menguasai teknis-praktisnya. Tak ayal, kurikulum pendidikan, metode pengajaran, prasarana dan sarana praktek dan link and match dalam lembaga pendidikan menjadi pembicaraan publik.

Dunia pendidikan bukannya tidak memahami atas persoalan tersebut. Negara, sebagai pihak yang mengemban amanat penyelenggara pendidikan terus melakukan upaya-upaya penyempurnaan terhadap penyelenggaraan pendidikan nasional. Namun sayangnya, kebijakan-kebijakan penyempurnaan yang dibuat cenderung bersifat reaksioner. Kurang didasari visi yang jelas.

Doni Koesoema A dalam artikelnya ‘Pendidikan Manusia Versus Kebutuhan Pasar’ menilai bahwa tanggapan pemerintah atas berbagai persoalan dalam dunia pendidikan terkesan lebih bersifat reaksioner ketimbang visioner.

Kebijakan yang diambil pemerintah dalam meningkatkan kualitas dunia pendidikan hanya didasarkan sikap reaktif, kaget, bingung, bahkan sekadar memenuhi kepentingan dan kebutuhan sesaat.

Keluhan, bahwa ganti menteri ganti kebijakan, ganti buku pelajaran, dan lain-lain adalah afirmasi atas situasi ini. ( Pendidikan Manusia Indonesia, Kompas, 2004 ).

Selanjutnya, Doni Koesoema memberi contoh kebijakan pemerintah yang kurang didasari visi jangka panjang di bidang pendidikan : “…… pendidikan kita ditengarai menghasilkan orang-orang yang tidak siap masuk dunia kerja. Karena itu, satu-satunya cara untuk memperbaikinya adalah menyiapkan sekolah-sekolah agar menghasilkan orang-orang yang siap memasuki dunia kerja. Bagaimana caranya ?

Diperkenalkan program link and match. Program link and match dicanangkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ( Mendikbud, kini berubah menjadi Mendiknas ) Wardiman Djojonegoro     ( 1193-1998 ) yang mengaitkan berbagai macam program dan kurikulum di sekolah dengan tuntutan yang dibutuhkan perusahaan…….”

Program link and match ini dalam implementasinya bernama Pendidikan Sistem Ganda ( PSG ). Dengan PSG dimaksudkan sebagai model belajar sambil magang kerja. PSG merupakan bentuk penyelenggaraan pendidikan yang memadukan secara sistemik dan sinkron program pendidikan sekolah dan program penguasaan keahlian/ketrampilan yang diperoleh melalui kegiatan bekerja langsung di dunia kerja dan diarahkan untuk mencapai suatu tingkat keahlian profesional tertentu.

Dilihat sepintas, barangkali tidak ada yang keliru dengan PSG ini. Namun jika dicermati lebih jauh, maka akan terlihat bahwa visi yang ada di balik kebijakan PSG ini sangat membahayakan. Saat itu, link and match  dianggap sebagai sebuah imperatif yang harus diterapkan di semua jenjang pendidikan, mulai dari tingkat dasar sampai pendidikan tinggi. Ini merupakan dominasi dunia industri yang dibiarkan masuk dalam sistem pendidikan tanpa mempertimbangkan kerugian yang akan diderita peserta didik dan bangsa secara umum.

Persoalan-Persoalan Yang Dihadapi Dunia Pendidikan
Dengan link and match  seolah-olah  satu-satunya tujuan pendidikan yang dibenarkan adalah mempersiapkan peserta didik untuk cocok masuk sebagai salah satu bagian dari dunia industri. Maka, segala upaya pendidikan adalah harus disesuaikan memenuhi kebutuhan dunia kerja. Sekali lagi, program link and match   tidaklah salah. Karena tujuan peserta didik menjalani pendidikan adalah untuk mempersiapkan diri memasuki dunia kerja. Namun, menjadi bahaya manakala ini diasumsikan sebagai satu-satunya tujuan pendidikan. Dengan berasumsi demikian, maka fungsi-fungsi lain dari pendidikan direduksi, jika tidak dikatakan dihilangkan.

Lembaga pendidikan yang mendesign kurikulumnya guna membekali peserta didiknya dengan berbagai keahlian yang dibutuhkan dunia kerja merupakan sikap yang bijak. Karena, menciptakan sebuah kebijakan dalam dunia pendidikan agar tetap relevan dengan kebutuhan masyarakat merupakan sebuah tuntutuan yang mendesak dan terus ada. Namun, merupakan cerminan keterbatasan horizon pemikiran manakala beranggapan bahwa tujuan pendidikan semata-mata demi memenuhi kebutuhan praktis sesaat.

Kebijakan pendidikan yang dilatari oleh horizon berpikir sempit seperti ini berpotensi melahirkan proses dehumanisasi pada diri peserta didik. Pendidikan yang terlalu memfokus pada upaya mencetak tenaga-tenaga trampil yang dibutuhkan dunia industri dan melupakan tujuan-tujuan pendidikan yang lain, akan melahirkan robot-robot berbaju manusia.

Implikasi dari kebijakan-kebijakan pendidikan semacam itu telah lama kita rasakan. Misalkan, rendahnya moralitas, rendahnya sikap toleransi, rendahnya sikap menghargai sesama, lemahnya mental enterpreuner, rendahnya mental team-work, minimnya jiwa kepemimpinan dan lain-lain.

Percepatan inovasi yang terjadi di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut manusia-manusia pembelajar yang terus mau dan mampu meng-upgrade diri. Ini berarti lembaga pendidikan harus juga mampu mendorong dan mengembangkan kemampuan belajar  peserta didiknya. Lembaga pendidikan harus memberi ketrampilan learn how to learn.

Ketika lembaga-lembaga pendidikan ‘dipaksa’ mendesign kurikulumnya hanya untuk kepentingan link and match, dan mengabaikan learn how to learn ini, pasti akan menghasilkan generasi-generasi yang gagap terhadap aneka perubahan yang terjadi di era global ini.

Barangkali, generasi hasil program link and match akan menunjukkan kinerja yang memuaskan saat mereka baru memasuki dunia industri/kerja. Namun, ketika perusahaan harus menggunakan instrumen-nstrumen baru, yang ini berarti menuntut para pekerjanya untuk mempelajari hal-hal baru, maka umumnya performance dari generasi ini akan mengecewakan. Mereka kurang memiliki ketrampilan untuk mempelajari hal-hal baru.

Belum lagi jika kita lihat fakta bahwa jenis-jenis pekerjaan yang sepuluh sampai dua puluh tahun lalu masih berjaya, kini satu per satu mulai sirna ditelan arus perubahan.

Seperti diuraikan di atas, lembaga pendidikan yang terlalu terfokus pada program link and match bertujuan menghasilkan output yang memiliki ketrampilan pada jenis pekerjaan tertentu. Permasalahan muncul manakala jenis pekerjaan yang dikuasai tersebut dipaksa sirna, maka yang bersangkutan tidak mampu berbuat apa-apa.

Ketrampilan yang dimiliki dari lembaga pendidikan yang telah ditempuh menjadi tidak berguna bagi hidupnya. Artinya, program link and match yang dilakukan secara gegabah akan mempersempit ruang kerja alumninya.

Kemajuan di bidang teknologi informasi memang banyak memberi kemudahan bagi kita saat ini. Melalui berbagai media elektronik ( televisi dan internet ), kita dan anak-anak kita setiap detik dibanjiri dengan berbagai informasi dari berbagai belahan dunia.

Banyak informasi yang memang berguna bagi kita dan anak-anak kita untuk meningkatkan pengatuan, ketrampilan dan sikap.  Namun, juga harus diakui bahwa kemudahan dan manfaat yang ditawarkan, banyak juga sisi mudhlaratnya. Resahnya para orangtua akan maraknya pornografi di dunia maya, kejahatan dan penipuan yang terjadi di dunia maya memberi bukti atas hal ini. Banyaknya sisi mudhlarat tersebut bukan berarti kita bisa menjauhkan diri dari pemanfaatan teknologi informasi. Karena, siapa pun yang menjauhkan diri dari gegap gempitanya dunia teknologi informasi ini akan ditinggal oleh arus perubahan. Akan terjerumus dalam kategori golongan primitif.

Alvin Toffler dalam bukunya Culture Shock :”Globalisasi, selain menghadirkan peluang “positif” untuk hidup mudah, nyaman, murah, indah dan maju; juga dapat menghadirkan peluang “negatif” sekaligus, yaitu menimbulkan keresahan, penderitaan,, dan penyesatan. Globalisasi bekerja selama 24 jam dengan menawarkan banyak pilihan dan kebebasan yang bersifat pribadi. Pendek kata, dewasa ini telah terjadi “banjir pilihan dan peluang”, terserah kemampuan seseorang untuk memilikinya.

Mencermati apa yang dikemukakan Toffler di atas, secara tersirat memberi amanat bahwa dunia pendidikan harus memberi satu life skill  kepada peserta didik yang saat ini sangat penting, yakni ketrampilan mencari, menyaring, memilah dan memanfaatkan berbagai informasi, peluang dan pilihan dengan benar. Sekaligus juga memberi nilai-nilai hidup untuk berani membuang informasi dan pilihan yang tidak berguna dan merusak.